Doa pembawa dosa

Halo planet biophilia! 🙂 Baru ikutan nih. Walaupun memang sempat absen/jarang ngeblog, setidaknya gue nggak malu-malu ikutan planet seperti Rima hahaha

Sebenarnya mau cerita soal flu burung, tapi say hi dulu aja deh. Lo, kenapa migrasi ke sini? Karena blog ini jang bahwasanja dibikin sedjak November tahoen silam beloem joea ditoelisi. Alasan lainnya: karena belum punya rumah baru buat blog gue. Jadi wordpress.com ini bisa jadi bivak sementara lah 😉
Hmm, tentang flu burung itu… kalau ada doa yang bisa membuat dosa mungkin doa gue ini: Ya tuhan, jadikanlah pejabat-pejabat, keluarga, atau sanak saudaranya terjangkit flu burung (sekedar gejalanya boleh juga deh, tuhan). Hehehe

Ya bukannya apa-apa. Semoga dengan cara itu, pemerintah (dept. pertanian) mau lebih serius mengurusi bangsa burung dan binatang menyusu (mamalia bisa kena juga lo!) yang kena selesma burung yang diakibatkan virus H5N1 itu. Karena sudah jadi rahasia umum bahwa banyak pejabat Negara Kleptokrasi Rekiplik Hedonesia ini kalau bukan urusan duit dan kepentingan golongan/keluarga sering tidak optimal kerjanya.

Flu burung memang tidak perlu (terlalu) ditakuti. Asalkan TUMPAS benar-benar dilaksanakan. (Tapi ya itu tadi, seringkali kita benar-benar tidak melaksanakan. HIks.) Tapi yang mengkhawatirkan adalah mutasi H5N1 sehingga dari mulanya menyebar dari burung ke manusia (mamalia) saja akhirnya berevolusi menjadi bisa menyebar antar manusia! alias H2H (Human To Human).
Kekhawatiran ini akan terus meningkat karena setiap ada kasus manusia terinfeksi (dari burung). Kemungkinan mutasinya (menjadi H2H) semakin bertambah. Lalu bagaimana pula kasus infeksi kepada manusia bisa berkurang kalau pemerintahan terkesan lamban menghentikan terjadinya outbreak?

Kalau gue jadi mentan:

  • Unggas yang dipelihara di kompleks perumahan harus berizin dan berada dalam kandang dengan kondisi baik (ukuran dan kebersihan kandangnya bagus)
  • Setiap ada kasus di suatu lokasi. Culling (pemunahan) dilakukan dengan sungguh-sungguh dan menghindari hobi memvaksin unggas. Memang ini artinya pengeluaran dana untuk culling dan dana kompensasi untuk pemilik unggas serta skema jaminan untuk pengusaha unggas. Tapi mau bagaimana lagi? Membiarkan pandemi terjadi?
  • Relokasi peternakan unggas dalam radius tertentu dari pemukiman

Nah, yang barusan itu sebenarnya sudah sering baca di koran, kan? Sama sekali bukan gagasan baru. Tapi kelihatannya tidak dilaksanakan dengan baik.
Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama berbuat dosa >:-) marilah kita berdoa seperti doa saya barusan bagi pejabat-pejabat itu. Amien..

akhirnya bukan sekedar say hi lagi deh. hehehe

6 Tanggapan so far »

  1. 1

    Mr WordPress said,

    Hi, this is a comment.
    To delete a comment, just log in, and view the posts’ comments, there you will have the option to edit or delete them.

  2. 2

    rima said,

    bot… apaan sih pake2 nama gua lagi… hobi amat! :p

  3. 3

    obot said,

    kan gue fans 🙂

  4. 4

    iR said,

    hush, back to topic! menurut gw, flu burung dapat dicegah bila daya tahan tubuh masyarakat bisa diperbaiki. cuma liat aja sekarang, pertumbuhan demand fasilitas kesehatan gak mampu lagi mengimbangi pertambahan penduduk dan tempat tinggal.

    orang-orang makin gak mikiRin kesehatan, contoh ringan sekarang anak SD udah gak ada senam SKJ kayak dulu, jadi anak sekarang gampang sakit.

    sudahlah, tsunamikan saja negeri sayur ini

    ‘iR’
    http://www.jadul.org/
    bukan sembarang paguyuban

  5. 5

    obot said,

    bung iR, meningkatkan daya tahan tubuh memang baik untuk flu ‘biasa’.. tapi untuk masalah pandemi nggak bisa disamakan. itu ibaratnya meminta pasien minum vitamin C biar nggak kena HIV! Menurut pengalaman pandemi sebelumnya, orang yang segar bugar sehat wal afiat pun besoknya bisa modar 😦 media mulai bosan menyiarkan kasus tampaknya, yang gue kuatirkan adalah silent case/asymptomatic..

  6. 6

    edwardidhar said,

    Hmmmm….doanya berlaku umum tuh? Buat semua pejabat?


Comment RSS · TrackBack URI

Tinggalkan Balasan ke Mr WordPress Batalkan balasan